Oleh : Rizaldi


Menjadi hal yang menimbulkan pertanyaan ketika salah satu provinsi dengan universitas-universitas ternama mengalami kejatuhan tingkat Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) secara drastis. Informasi tersebut disampaikan oleh Bapak Esa Sukmawibawa selaku Sekretaris Deputi Pemberdayaan Pemuda Kemenpora Republik Indonesia, kami memanggilnya Kang Esa. Beliau menyampaikan secara gamblang, salah satunya data-data mengenai jumlah organisasi dan komunitas pemuda yang ada di Indonesia. Pada dasarnya, tindakan beliau mengawali kontribusi Dispora khususnya dalam menangani permasalahan pembangunan pemuda ini. IPP yang dilaksanakan selama ini ternyata menyangkut bidang penelitiannya yang diusung pada tahun 2012 dan baru diterima pemerintah pada tahun 2018.

Kang Esa menyampaikan ada lima domain dalam Indeks Pembangunan Pemuda, di antaranya adalah pendidikan, ketenagakerjaan, kesehatan, partisipasi dan gender. Dari lima domain tersebutlah didapatkan jumlah IPP yang merupakan kumulatif dari lima domain IPP. Yogyakarta menempati peringkat IPP pertama dari 34 provinsi di Indonesia, sementara Jawa Barat menempati posisi yang cukup miris yaitu 31. Dari sinilah kemudian Kang Esa menaruh perhatian pada Kang Soni selaku orang yang dapat diandalkan di Jawa Barat untuk menanggulangi permasalahan dan mencari tahu apa yang menyebabkan persoalan ini terjadi. Ini merupakan ironi sebab ketika Bandung menjadi kota nomor satu layak pemuda, Jawa Barat malah terseok-seok dengan rendahnya peringkat IPP.

Oleh karenanya, Dispora mengajak semua komunitas di Bandung untuk ikut andil dalam memperhatikan IPP ini, agar kejadian seperti ini tidak terjadi lagi khususnya di Jawa Barat, mengingat banyaknya universitas dan komunitas di Jawa Barat. Berdasarkan hasil survei, ada 6.896 total komunitas pemuda di Indonesia dan ini merupakan angka yang fantastis. Mengingat tidak semua komunitas mendapatkan tunjangan yang mendapatkan dana dari pemerintah melainkan mandiri dalam menjalankan program-program nya. Maka sangat disayangkan apabila komunitas-komunitas ini tidak dimanfaatkan masyarakat sebagai sarana membangun sumber daya manusia yang lebih baik.


Setelah perkumpulan di Taman Wisata Rukun Kopi ini, Menpora akan kembali menyelenggarakan perkumpulan komunitas dan organisasi di Jawa Barat guna menanggulangi permasalahan IPP ini.


Akan ada dua acara perkumpulan setelahnya, yang kedua akan dilaksanakan di gedung dan yang terakhir akan dilaksanakan dalam bentuk camp yang mungkin akan  melibatkan lebih banyak pihak seperti KNPI dan lain-lain.