Foto: Dokumentasi Panitia Belajaraya Bandung

Sabtu (25/10) lalu, Forum Lingkar Pena (FLP) Kota Bandung menghadiri undangan Belajaraya yang diselenggarakan oleh Pengurus Semua Murid Semua Guru (SMSG) di CO&CO Hub, Jalan Dipati Ukur No.33 Bandung. Kegiatan yang digagas dalam bentuk Sarasehan #KerjaBarengan untuk Pendidikan ini dihadiri oleh kurang lebih 50 peserta/perwakilan dari Komunitas dan Organisasi Pendidikan (KOP) di Bandung Raya. 

Kegiatan Belajaraya Bandung mencakup Kids Activity "Play and Think with Clevio" dan "Pop-Up Class with Living English", Temu Pengurus SMSG, dua sesi Talkshowpenampilan Tari Jaipong dari SMA BPN Bandung, serta Diskusi Penggerak Pendidikan. Di Belajaraya Bandung juga terdapat dropbox donasi buku yang disediakan oleh SedekahBukuID.


Di sesi sambutan, Nur Kholis Makki selaku Ketua Harian SMSG menyatakan bahwa SMSG berdiri atas dasar keinginan untuk merayakan praktik baik yang telah dilakukan oleh komunitas dan organisasi pendidikan. Selain itu, asosiasi sukarelawan ini juga berkomitmen untuk menggerakkan lebih banyak kerja barengan antar pemangku kepentingan. SMSG diinisiasi oleh Najelaa Shihab bersama sejumlah organisasi dan komunitas pendidikan hingga akhirnya menyelenggarakan rangkaian Pesta Pendidikan pertama di Hari Pendidikan Nasional pada Mei 2016. 

Pesta Pendidikan SMSG telah berlangsung sebanyak 5 (lima) kali di beberapa kota seperti Bandung, Yogyakarta, Jakarta, Surabaya, dan Makassar. Bentuk kegiatannya dikemas melalui Ngobrol Publik dan Pameran Publik bersama KOP serta melibatkan sejumlah tokoh maupun musisi ternama. Pada tahun 2024, Pesta Pendidikan berganti jenama menjadi Belajaraya. Perubahan nama ini mencerminkan semangat baru dan memperkuat peran Belajaraya sebagai wadah kolaborasi lintas komunitas, organisasi pendidikan, media, pemerintah, dan publik untuk mendorong transformasi pendidikan di Indonesia.


Talkshow Belajaraya Bandung #1: “Membangun Generasi Muda Berkarakter, Kreatif, dan Berbudaya”



Pada sesi pertama, talkshow diisi oleh Khusnul Fatonah (Sr. Lead Partnership Pemimpin.id), Avia Destimianti (Co-Founder & Director @beneran.indonesia), dan Fransiska Oetami (Program Director/Co-Founder Clevio Innovator Camp serta dimoderasi oleh Annisya Novia (Asisten Psikolog & Partnership @generasicakap). Diskusi ini membahas pentingnya kepemimpinan, karakter, dan kreativitas bagi generasi muda, serta bagaimana organisasi yang berbeda berkontribusi pada pengembangan ini. 

Dalam diskusi tersebut, para narasumber menitikberatkan pentingnya kepemimpinan bagi generasi muda, yang bukan hanya jabatan tetapi keberanian mengambil peran dan tindakan. Khusnul Fatonah dari Pemimpin.id berbagi tips kepada peserta Belajaraya Bandung agar generasi muda bisa menjadi pemimpin dan berdampak. Caranya dapat melalui peer-to-peer learning, mentorship, dan refleksi diri.

Adapun Avia Destimianti melalui Program Beneran Indonesia yang fokus pada pendidikan karakter dan kewarganegaraan, mengajarkan menjadi tetangga yang baik dan menggunakan experiential learning.

Berbeda dengan dua narasumber lainnya, Fransiska Oetami berbagi cerita seputar Program Clevio yang menumbuhkan kreativitas anak melalui coding dan project-based learning dengan tema-tema sosial. Program ini merupakan kolaborasi pembelajaran teknologi dan non-teknologi, menekankan proses berpikir dan pemecahan masalah sebelum menggunakan alat.


Talkshow Belajaraya Bandung #2: “Menghidupkan Kelokalan Lewat Kolaborasi dan Kreativitas Generasi Muda”


Talkshow kedua ini diisi oleh narasumber dari lintas instansi dan generasi. Mereka adalah Tiar N Karbala (Staf Khusus Presiden RI bidang UMKM dan Teknologi Digital), Bayu Rivan (COO CO&CO Hub Bandung), dan Nadiya (Inisiator dan Kepala Sakola Kembara Cirebon). Diskusi yang dimoderasi oleh Aufa Zhorif dari Indorelawan Chapter Bandung ini berbincang tentang menghidupkan nilai-nilai lokal melalui kolaborasi dan kreativitas. 

Tiar berbagi pengalaman tentang pentingnya kolaborasi dan literasi digital untuk UMKM lokal, terutama di daerah terpencil. Ia juga menjelaskan bagaimana AI membantu UMKM lokal menciptakan produk baru dan meningkatkan penjualan.

Jika Tiar menceritakan pengalamannya membangun kolaborasi untuk UMKM lokal, Bayu  menjelaskan bahwa CO&CO didirikan untuk mendorong kolaborasi antar generasi muda. CO&CO sendiri merupakan kepanjangan dari Community and Collaboration yang hadir untuk memfasilitasi proses kolaborasi agar lebih terakselerasi dan berdampak bagi sekitar.

Di diskusi terakhir, Nadiya -sebagai narasumber generasi termuda- menjelaskan tentang Sakola Kembara, bimbingan belajar gratis untuk siswa SMA yang kurang mampu. Sakola Kembara memiliki 9 cabang di Indonesia dan telah membantu 5 generasi siswa.

Pada intinya, talkshow sesi kedua ini memfokuskan pada kolaborasi dan literasi digital sebagai kunci untuk memajukan potensi lokal. 


Diskusi Penggerak Pendidikan

Foto: KOP Literasi

Setelah mengikuti dua rangkaian talkhow, peserta Belajaraya Bandung diarahkan untuk melakukan aktivitas Open Space. Dipandu oleh Kak Fransiska Oetami dari Innovator Camp, sesi ini mengajak seluruh peserta untuk menuliskan keresahan atau isu yang relevan dengan beberapa subsektor pendidikan seperti literasi, pendidikan keluarga, pendidikan karakter, pendidikan teknologi, dan lain-lain. Usai menuliskan isu tersebut, peserta duduk berdasarkan kelompok subsektor yang dipilih. Diskusi selama kurang lebih satu jam ini berlangsung dengan hangat dan penuh antusias dari para peserta/perwakilan KOP. Acara Belajaraya pun ditutup dengan foto bersama dan saling bertukar kontak ataupun kartu nama. []



Kontributor: Sukmawati