Oleh Nurul Maria Sisilia

Alih Wahana
Alih wahana adalah perubahan dari satu jenis kesenian ke jenis kesenian lain. (Damono: 96). Contoh-contoh perubahan tersebut antara lain perubahan cerita rekaan menjadi tari, drama, atau film. Puisi pun dapat diubah menjadi bentuk kesenian lain seperti lagu dan lukisan.

Alur
Pi dewasa          Pi kecil           Pi Samudera Pasifik            Pi dewasa

Alur dalam film dimulai dengan perbincangan Pi dengan seorang penulis yang hendak menulis buku tentang kisah Pi.

Percakapan Pi dengan tokoh ini berlangsung beberapa kali dalam setiap jeda cerita.
Pada novel, kilas balik tersebut dibuka dengan kondisi Pi saat dewasa. Ia melanjutkan pendidikan mengenai zoologi di Toronto dan tengah melakukan riset tentang sloth. Selanjutnya, ia bercerita mengenai perjalanan spiritualnya kepada seseorang. Penceritaan itu berhenti pada bagian pertama. Cerita berlanjut dengan latar Samudera Pasifik tanpa ada sosok penanya.

Pi Kecil

Pi kecil digambarkan sebagai seorang anak yang cerdas dan serba ingin tahu.
Ia tidak menerima begitu saja saat namanya dijadikan bahan ejekan teman-teman sekolahnya. Maka, ia mencari cara agar nama tersebut terdengar lebih baik.
Dalam film, Pi menjelaskan namanya pada berbagai pelajaran seperti bahasa Perancis, Geografi, dan Matematika. Hal tersebut dimaksudkan untuk memperkuat karakter tokoh Pi yang cerdas
Ketidakpedulian keluarga Pi terhadap agama mendorongnya mencari makna agama dengan caranya sendiri. Ia menemui banyak orang yang sekiranya menarik untuk ia tanya.

Pi Bertemu dengan Pastor


Pi Bertemu Islam


Pi Remaja
Kisah Pi remaja berawal saat ia dan keluarganya akan hijrah ke Kanada. Sebelumnya, ia bertemu dengan Annidi, seorang gadis India yang berlatih menari bersamanya. Darinya, ia bertanya banyak tentang filosofi tarian India yang sangat kental dengan ajaran Hindu. Hal tersebut tidak terdapat dalam novel karya Martel


Kapal Laut Pi Diterjang Badai


Pi dan Richard parker
Dalam perjalanannya, Richard Parkerlah yang menjadi lawan sekaligus kawan bagi Pi. Lama kelamaan, Pi dapat menjinakkan Richard Parker.

Saat kapal laut Pi tenggelam, Pi remaja berhasil selamat bersama seekor harimau bernama Richard Parker. Selama perjalanannya, ia menemukan titik lemah seorang manusia dan mengakui unsur ketuhanan. Hal tersebut digambarkan dalam adegan memuja dewa Wisnu saat ia mendapatkan ikan untuk makan.

Ia pun mengikatkan bajunya di atas kepala menyerupai sorban. Dalam film, hal tersebut tidak menjelaskan apapun. Lain halnya dengan novel, adegan tersebut merupakan representasi kepercayaan Pi pada ajaran Islam. 
Pada saat demikian, kucoba menyemangati diri sendiri. Kusentuh sorban yang kubuat dari sisa-sisa pakaianku, dan kuucapkan keras-keras, “INI SORBAN TUHAN!” (Martel: 300)
Selain itu, dalam novel, berulang kali Pi remaja berteriak menyebut nama Tuhan saat ia merasa putus asa.
“Yesus, Maria, Muhammad, dan Wisnu, senang sekali melihatmu Richard Parker! Jangan menyerah, jangan. Berenanglah ke sekoci ini. Kau dengar bunyi peluit ini? PRIIIT! PRIIIT! PRIIIT! Kau dengar? Berenanglah! Kau kuat berenang. Tak sampai tiga puluh meter menuju kemari.” (Martel: 147)
Di perjalanan Pi selanjutnya, ia dan Richard Parker kembali diterjang badai. Dalam keadaan semacam itu, ia berteriak kepada Tuhan dan menyalahkan-Nya. Pada titik ini, ia mengalami kepasrahan sebagai manusia dan menyerahkan apapun yang terjadi kepada kuasa-Nya.


Badai tersebut ternyata mengantarkan Pi dan Richard Parker terdampar di sebuah pulau tak berpenghuni. Di sana terdapat banyak tanaman yang dapat dimakan dan air tawar yang segar.


Di sana mereka dapat memulihkan kesehatan.
Namun demikian, hal tersebut tidak berlangsung lama sebab pulau tersebut ternyata sebuah pulau yang berbahaya. Pi dan Richard Parker memutuskan untuk meninggalkan pulau tersebut. 

Di dalam novel, kejadian tersebut tidak gamblang didefinisikan oleh penulis. Di dalam film, hal ini dimaknai sebagai tanda kasih sayang Tuhan.
Setelah melalui berbagai kejadian yang dilewati di laut, Pi remaja telah mulai memiliki kepercayaan kepada keberadaan Tuhan

Pi Dewasa

Jawaban Pi merupakan representasi puncak pemikiran dari perjalanan spiritualnya selama terapung di laut.


Faktor Pendukung Visualisasi
Penambahan atau pengurangan  adegan dalam film dimaksudkan untuk menghaluskan plot dalam film agar mampu dimaknai penonton.
Secara keseluruhan, penulis menemukan kecenderungan pemahaman sutradara atas inti novel Life of Pi karya Yann Matel