Hakikat menulis dalam islam sudah tidak asing lagi, salah satunya literasi. Hal ini sudah dilakukan para cendikiawan muslim sejak dulu. Dalam al-Quran surat al alaq ayat keempat pun terdapat penjelasan mengenai dunia tulis menulis, “yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam.” Dengan begitu islam telah mengajarkan manusia dalam hal tulis menulis. Menurut Asep Juanda dalam kuliah kepenulisan empat mengungkapkan Indonesia terhitung negara yang masih lemah dalam hal literasi. 

Sangat disayangkan Indonesia masih lemah dibanding negara lainnya, padahal menulis menjadi salah satu pengikat ilmu dan memiliki beberapa kelebihan yang sangat memberikan manfaat baik para penulis maupun khalayak. Menjadi kekuatan merupakan kelebihan dari menulis, dengan kata lain menulis mampu mewakili perasaan ataupun pengalaman bagi penulis dalam menuangkan ide yang akan disampaikan kepada masyarakat maupun pemerintah sebagai suatu kekuatan yang menembus batas ruang dan waktu, bahkan di penjara sekalipun.

Di era modern ini, menulis menjadi sebuah gaya hidup bagi masyarakat. Dengan kata lain, media sosial mampu menampung tulisan seseorang baik ranah pribadi maupun yang bersifat umum. Akhir tahun ini, kita akan menghadapi MEA. Budaya Menulis menjadi filter yang mampu membentengi pengaruh yanag tidak diharapkan  sehingga para penulis mampu memposisikan diri untuk bisa bertahan dari pengaruh tersebut serta memberikan pencerahan tentang hal yang berkaitan dengan    MEA.

Kreatif dan produktif dalam menulis menjadi suatu kelebihan yang mampu mengembangkan ide dari seorang penulis. Akan terasa sulit bagi seorang penulis pemula dalam menuangkan ide yang ada di kepalanya dan ketika seseorang memilki kemampuan publik speaking yang bagus, belum tentu dari kedua hal ini mampu menuangkan ide dalam bentuk tulisan. Disini sangat dibutuhkan kreatifitas. Selain itu, diksi pun diperlukan untuk menjadi bumbu dalam tulisan yang dituangkan sehingga para pembaca akan tertarik dengan tulisan yang dibuat. Selain itu, menulis membuat seseorang menjadi produktif sehingga menambah value bagi dirinya untuk selalu mengembangkan potensi yang ada.

Seseorang yang mengalami kegundahan hati dirasa akan lebih bermanfaat ketika apa yang dirasakan mampu dituangkan dalam sebuah tulisan. Dengan begitu keresahan, pergumulan ide atau kritikan sekalipun bisa memunculkan hidangan yang menarik, bermanfaat bagi masyarakat dan menjadi suatu kelebihan. Contoh hal, keresahan atau kritikan kepada pemerintah melalui koran dan pergemulan ide bisa dihadirkan dalam sebuah cerpen maupun novel.

Menulis adalah bersuara dalam kesunyian, sebagai bentuk sarana mengaktualisasikan diri. Dalam keadaan sunyi sekalipun, tulisan mampu menyuarakan ide yang ada untuk disampaikan kepada masyarakat. Bagi seorang penulis, perenungan dan dialog dengan tuhan pun mampu memunculkan ide menjadi sebuah rangkai kata yang  menginspirasi. Menulis pun menjadi sebuah ladang ibadah, karena tulisan yang bagus dapat memberikan pencerahan kepada seseorang sehingga mampu memnginspirasi dan bermanfaat bagi orang lain. Artinya tulisan yang dibuat menjadi sebuah ilmu bahkan bisa menjadi sebuah perenungan bagi seseorang yang membacanya, dengan begitu kita sudah mendapat nilai tambah.

Banyak sekali manfaat dari menulis. Menulis menjadi sebuah jejak sejarah yang tidak akan pernah hilang sekalipun penulis sudah terpisah dari raganya. Semisal Chairil Anwar dan Pramoedya Ananta Toer yang masih dikenang karyanya sekalipun mereka tidak ada di dunia. Hal ini membuktikan, menulis menjadi sarana efektif dalam menuangkan ide yang bisa menginspiasi dan memberikan kepuasan tersendiri bagi diri seorang penulis.

Bagi seorang penulis pemula memang tak mudah untuk menuangkan ide ke dalam sebuah tulisan, tentunya hal ini harus distimulus. Asep Juanda dalam pelatihan kepenulisan empat memaparkan bahwa dengan mendengarkan radio dan televisi serta bercengkrama dengan orang lain mampu memberikan stimulus untuk menghadirkan ide segar dalam karya tulisan yang akan dibuat seorang penulis. Kebuntuan dalam menulis pasti pernah dirasakan seorang penulis, bahkan seorang penulis senior sekalipun. Kebuntuan biasanya terjadi karena perbendaharaan kata yang relatif sedikit, kurangnya membaca, topik tulisan tidak dikuasai sepenuhnya, ide menulis terlalu luas. Strategi untuk mensiasati ide yang terlalu luas, terlebih dahulu dengan membuat kerangka.

Memahami teknik menulis sangat diperlukan sehingga walau tidak mengetahui secara sempurna tentang tekniknya, setidaknya kita paham bagaimana teknik menulis dengan baik. Caranya dengan menuangkan apa saja yang ada dalam pikiran, lepaskan semua dalam sebuah tulisan, tahap selanjutnya membca ulang dan mengedit tulisan. Selain itu manajemen waktu sangat penting dengan mensiasatinya, seperti menulis di waktu luang walau hanya beberapa menit karena menulis tidak selalu membutuhkan waktu sekaligus.

Hal yang perlu diperhatikan ketika menulis; jangan memporsir diri, melakukan penjiplakan, ingin terkenal, dan mendapatkan honor. Karena dengan begitu hal ini dapat berdampak negatif dan menjadi beban ketika hendak menulis. Menulislah karena ingin memberikan pengaruh positif bagi pembaca. Honor dan menjadi terkenal adalah bonus dari apa yang kita lakukan, bukan menjadi tujuan. Jadikan menulis menjadi budaya untuk mengaktualisasikan diri kearah positif sehingga mampu memunculkan ide-ide segar bagi pembaca dan diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Selain itu, menulis mampu melahirkan jejak-jejak sejarah baru dan mampu mengukir peradaban yang telah hilang seperti muncul kembali. Maka menulislah, karena dengan menulis dirimu menjadi rahim sejarah menuju kehidupan yang jauh lebih baik.

Spem Puella