Bismillah.

Awal mula memang bukan sesuatu yang menyenangkan, membangun bangunan misalnya. Tentu sangat melelahkan jika harus mengaduk semen, mengumpulkan bata dan pasir, membeli genteng dan kelengkapan rumah lainnya. Peluh bercucuran lalu tenaga dan pikiran terkuras. Intinya, untuk berlari lagi setelah istirahat itu tidak mudah.

Dan itulah keadaan kami saat ini, mencoba kembali membangun komunitas yang sedang tertidur. Kami bersyukur, ketika kami hampir tertidur, masih ada yang mencoba membangunkan lagi. Maka inilah langkah awal bangun dari tempat tidur yang nyaman. Yaitu pekanan yang diadakan pada hari Sabtu atau Ahad (biasanya hari Kamis).



Pekanan pertama ( hari Ahad tanggal 7 Mei 2017) yang diadakan di selasar timur Masjid Salman ITB diisi oleh senior kami dan mantan ketua FLP Bandung, Topik Mulyana, untuk membahas karya terbarunya, yaitu kumpulan cerita Perempuan Ungu. Betapa menyenangkan bisa berkumpul lagi walaupun lingkaran ini terasa kecil.

Selama diskusi tersebut kami mendapat banyak sekali pencerahan dan motivasi, apalagi Kang Opik-panggilan akrab beliau- membagikan sedikit ilmunya yang mengena di hati. Salah satunya tentang perbedaan karya sastra dan karya populer.

Beliau mengibaratkan karya sastra adalah makanan pokok dan karya populer adalah snack atau makanan ringan. Jadi jika terlalu banyak memakan snack, tentu akan membawa penyakit. Maka jangan terlalu banyak membaca karya populer selama tidak membaca karya sastra agar tulisan-tulisan kami berkualitas.

Sangat menyenangkan bisa berkumpul lagi. Semoga ini bisa menjadi awal yang baik untuk kami. Amin.

Tambahan: Ini adalah foto resensi buku beliau yang dimuat di Koran Sindo.